Tuesday, July 8, 2008

Kata-kata bijak

Think before you do something

Today before you think of saying an unkind word
Think of someone who can't speak

Before you complain about the taste of your food
Think of someone who has nothing to eat

Before you complain about your husband or wife
Think of someone who's crying out to God for companion

Today before you complain about life
Think of someone who went too early to heaven

Before you complain about your children
Think of someone who desires children but they're barren

Before you argue about your dirty house didn't clean or sweep
Think of the people who are living in the streets

Before whining about the distance you drive
Think of someone who walks the same distance with their feet
And when you are tired and complain about your job
Think of the unemployed, the disabled and those who wished they had your job
But before you think of pointing the finger or condemning another
Remember that not one of us are without sin and we all answer to one maker
And when depressing thoughts seem to get you down
Put a smile on your face and thank God you're alive and still around

Life is a gift Live it... Enjoy it... Celebrate it... And fulfill it.
And while you are at it give love to someone today
Love someone with what you do and the words you say
Love is not meant to be kept locked inside of us and hidden
So give it away "Give Love to someone today!"


Bersyukurlah atas segala milikmu

Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku dan menunjukkan keadaan di surga.

Kami berjalan memasuki suatu ruang kerja penuh dengan para malaikat. Malaikat yang mengantarku berhenti di depan ruang kerja pertama dan berkata, " Ini adalah Seksi Penerimaan. Disini, semua permintaan yang ditujukan pada Allah diterima".

Aku melihat-lihat sekeliling tempat ini dan aku dapati tempat ini begitu sibuk dengan begitu banyak malaikat yang memilah-milah seluruh permohonan yang tertulis pada kertas dari manusia di seluruh dunia.

Kemudian aku dan malaikat-ku berjalan lagi melalui koridor yang panjang lalu sampailah kami pada ruang kerja kedua.

Malaikat-ku berkata, "Ini adalah Seksi Pengepakan dan Pengiriman. Disini kemuliaan dan rahmat yang diminta manusia diproses dan dikirim ke manusia-manusia yang masih hidup yang memintanya". Aku perhatikan lagi betapa sibuknya ruang kerja itu. Ada banyak malaikat yang bekerja begitu keras karena ada begitu banyaknya permohonan yang dimintakan dan sedang dipaketkan untuk dikirim ke bumi.

Kami melanjutkan perjalanan lagi hingga sampai pada ujung terjauh koridor panjang tersebut dan berhenti pada sebuah pintu ruang kerja yang sangat kecil. Yang sangat mengejutkan aku, hanya ada satu malaikat yang duduk disana, hampir tidak melakukan apapun.

"Ini adalah Seksi Pernyataan Terima Kasih", kata Malaikatku pelan. Dia tampak malu.
"Bagaimana ini? Mengapa hampir tidak ada pekerjaan disini?", tanyaku.
"Menyedihkan", Malaikat-ku menghela napas.
"Setelah manusia menerima rahmat yang mereka minta, sangat sedikit manusia yang mengirimkan pernyataan "terima kasih".

"Bagaimana manusia menyatakan terima kasih atas rahmat Tuhan?", tanyaku.
"Sederhana sekali", jawab Malaikat. "Cukup berkata : Terima kasih, Tuhan. Dan berbuatlah kebajikan bagi sesamamu serta jauhilah kejahatan".

"Lalu, rahmat apa saja yang perlu kita syukuri", tanyaku.

Malaikat-ku menjawab, "Jika engkau mempunyai makanan di lemari es, pakaian yang menutup tubuhmu, atap di atas kepalamu dan tempat untuk tidur, maka engkau lebih kaya dari 75% penduduk dunia ini.

"Jika engkau memiliki uang di bank, di dompetmu, dan uang-uang receh, maka engkau berada diantara 8% kesejahteraan dunia.

"Dan jika engkau mendapatkan pesan ini di komputer mu, engkau adalah bagian dari 1% di dunia yang memiliki kesempatan itu.

Juga.... "Jika engkau bangun pagi ini dengan lebih banyak kesehatan daripada kesakitan ...
engkau lebih dirahmati daripada begitu banyak orang di dunia ini yang tidak dapat bertahan hidup
hingga hari ini.

"Jika engkau tidak pernah mengalami ketakutan dalam perang, kesepian dalam penjara, kesengsaraan penyiksaan, atau kelaparan yang amat sangat .... Maka engkau lebih beruntung dari 700 juta orang di dunia".

"Jika engkau dapat menegakkan kepala dan tersenyum, maka engkau bukanlah seperti orang kebanyakan, engkau unik dibandingkan semua mereka yang berada dalam keraguan dan keputusasaan.

"Jika engkau dapat membaca pesan ini, maka engkau menerima rahmat ganda, yaitu bahwa
seseorang yang mengirimkan ini padamu berpikir bahwa engkau orang yang sangat istimewa baginya, dan bahwa, engkau lebih dirahmati daripada lebih dari 2 juta orang di dunia yang bahkan tidak dapat membaca sama sekali".

Nikmatilah hari-harimu, hitunglah rahmat yang telah Allah anugerahkan kepadamu.

Selamat menjalani hidup baru dengan penuh Rahmat Tuhan......!



Easy vs Hard

Why is it so hard to tell the truth but Yet so easy to tell a lie?
Why are we so sleepy in church but Right when the sermon is over we suddenly wake up?
Why is it so hard to talk about God but yet so easy to talk about nasty stuff?
Why is it so boring to look at a Christian magazine, but yet so easy to look at a nasty one?

Why is it so easy to delete a Godly e-mail, but yet we forward all of the nasty ones?
Why are the churches getting smaller but yet the bars and dance clubs are getting larger?
Do you give up? Think about it

There are no costs, but wonderful rewards...
GOD BLESS!

Jesus Christ Is The Light

In the Darkness of Despair,
There is Light of Hope – Isaiah 9:2-7

In the Darkness of Suffering,
There is the Light of Life – John 1:1-13

In the Darkness of Oppression,
There is the Light of Salvation – Luke 2:1-5

In the Darkness of Fear,
There is the Light of Joy – Luke 2:6-11

In the Darkness of Anxiety,
There is the Light of Peace – Luke 2:12-17

In the Darkness of Uncertainty,
There is the Light of Wonder – Luke 2:17-20

In the Darkness of Suspicion,
There is the Light of Devotion – Matthew 2:1-12



Filter

Di Yunani kuno, Socrates terkenal memiliki pengetahuan yang tinggi dan sangat terhormat. Suatu hari seorang kenalannya bertemu denga filsuf besar itu dan berkata, "Tahukah Anda apa yang saya dengar tentang teman Anda?"

"Tunggu beberapa menit," Socrates menjawab. "Sebelum Anda menceritakan apapun pada saya, saya akan meberikan suatu test sederhana. Ini disebut Triple Filter Test."

"Triple filter Test?"

"Benar," kata Socrates. "Sebelum kita bicara tentang teman saya, saya kira bagus kalau kita mengambil waktu beberapa saat dan menyaring apa yang akan Anda katakan. Itulah sebabnya saya menyebutnya triple filter test."

Filter petama adalah KEBENARAN. "Apakah Anda yakin sepenuhnya bahwa yang akan Anda katakan pada saya benar?"

"Tidak," jawab orang itu, "Sebenarnya saya hanya mendengar tentang itu."

"Baik," kata socrates. "Jadi Anda tidak yakin bila itu benar. Baiklah sekarang saya berikan filter yang kedua, filter KEBAIKAN. Apakah yang akan Anda katakan tentang teman saya itu sesuatu yang baik?"

"Tidak, malah sebaliknya..."

"Jadi," Socrates melanjutkan, "Anda akan berbicara tentang sesuatu yang buruk tentang dia, tetapi Anda tidak yakin apakah itu benar. Anda masih memiliki satu kesempatan lagi karena masih ada sattu filter lagi, yaitu filter KEGUNAAN. Apakah yang akan Anda katakan pada saya tentang teman saya itu berguna bagi saya?"

"Tidak, sama sekali tidak."

"Jadi," Socrates menyimpulkannya, "bila Anda ingin mengatakan sesuatu yang belum tentu benar , buruk dan bahkan tidak berguna, mengapa Anda harus mengatakannya kepada saya?"

Itulah mengapa Socrates adalah filsuf besar dan sangat terhormat. Kawan-kawan, gunakan triple filter test setiap kali Anda mendengar sesuatu tentang kawan dekat atau kawan yang Anda kasihi.

Paulus, rasul dari Yesus kristus mengatakan, "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap di dengar, semua yang disebut kebajikan dan patus dipuji, pikirkanlah semuanya itu... Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu." (Filipi 4:8-9)



AKu bertanya kepada Tuhan

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku tidak kaya...
Lalu Dia menunjukan seorang pria dengan banyak harta, tetapi hidup kesepian, dan tidak memiliku siapapun untuk berbagi.

Aku bertanya kepada tuhan, mengapa aku tidak cantik...
Lalu Dia menunjukan seorang wanita dengan kecantikan yang melebihi lainnya, tetapi memiliki karakter yang buruk.

Aku bertanya kepada tuhan, mengapa Ia membiarkan aku menjadi tua...
Lalu Dia menunjukan seorang anak laki-laki berusia 16 tahun sedang terbujur kaku, meninggal karena kecelakaan mobil.

Aku bertanya kepada tuhan, mengapa aku tidak memiliki rumah besar...
Lalu Dia menunjukan sebuah keluarga yang beranggotakan 6 orang, baru saja di usir dari rumahnya yang kecil sesak... dan terpaksa tinggal dijalanan.

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku harus bekerja...
Lalu Dia menunjukan seorang pria, yang tidak bisa menemukan satu pekerjaan pun. Karena tidak pernah memiliki kesempatan untuk belajar membaca.

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku tidak menjadi orang terkenal...
Lalu Dia menunjukan seorang yang memiliki banyak sahabat, tetapi semuanya pergi ketika orang itu tidak memiliki harta lagi.

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku tidak pintar...
Lalu Dia menunjukan seorang yang terlahir jenius, tetapi dipenjara karena menyalahgunakan kepintarannya untuk kejahatan.

Aku bertanya kepada Tuhan,
mengapa Ia begitu sabar dengan orang yang tidak bisa bersyukur seperti aku...
Dia lalu menunjukan AlkitabNya...Dia menunjukan Anaknya,
yang telah mengambil alih tempatku di Kalvari.

Aku tahu sekarang betapa besar Ia mengasihiku...
Dan itu sudah cukup bagiku


Hidup untuk apa?

Apa tujuan hidup Anda? cobalah sejenak memikirkan, merenungkan, dan menggumuli pertanyaan itu. Itu penting agar hidup kita tidak seperti layangan putus, terombang-ambing.

Tuhan menciptakan dan memberi kita hidup, tentunya tidak sekedar untuk mati. Pasti ada misi bagi kita. Ada dua misi, yaitu misi individual dan misi universal. Misi universal yang berlaku bagi semua orang percaya adalah menjadi garam dan terang dunia.

Garam dapat mencegah pembusukan daging dan memberi cita rasa pada makanan. Orang romawi dulu bahkan menganggap garam sebagai benda paling bersih dan jernih, karena berasal dari dua benda yang juga paling bersih dan jernih, yaitu matahari dan laut. Karena itu, garam selalu dihubungkan dengan kemurnian.

Adapun Terang memampukan kita untuk membedakan jalan yang benar dan salah. Terang juga dapat menjadi alat penyelamatan. Dan banyak lagi manfaat terang. Bahkan sesungguhnya, tapa terang dunia, tidak akan pernah ada kehidupan.

Itulah misi kita yang sesungguhnya, menjadi garam dan terang. Apakah orang-orang di sekitar kita betul-betul bersyukur dengan kehadiran kita? Pertanyaan ini baik menjadi bahan intropeksi kita, untuk menilai sejauh mana kita sudah mengemban misi kita.

Ada seorang yang sejak muda sangat gigih untuk mengejar keberhasilan. Dan betul, ia berhasil. Ia tidak saja menjadi orang sangat kaya, tapi juga pandai dan punya jabatan tinggi. Semua orang terkagum-kagum dengan kesuksesannya. Tetapi, ketika ia sudah tua dan pensiun, ia menengok kehidupan yang sudah ia jalani, dan merasa sangat hampa. "Semua itu seperti usaha menjaring angin," katanya mengutip kitab Pengkhotbah, "sia-sia di atas segala kesia-siaan."

Kita semua pada dasarnya sedang menunggu giliran untuk bertemu dengan kematian. Hari ini si Polan, kemarin si Pulin, besok entah siapa lagi. Suatu saat akan tiba giliran kita. Entah kapan, tetapi pasti. Pertanyaannya, apa yang akan dikenang orang ketika kita tiada? Akankah kita hilang dan dilupakan?

Ada cerita tentang seorang pria yang mempunyai 4 istri. Suatu saat pria itu sakit parah, dan sudah hampir mati. Ia ingin istrinya menemani sampai pada kematiannya. Maka, dipanggillah istri ke empat, wanita yang cantik jelita dan seksi. "Istriku, aku akan mati. Temani aku, sampai aku mati," pintanya.

"Menemanimu sampai mati? Tidak, aku tidak mau," jawab si istri sambil pergi tanpa menoleh lagi kepadanya.

Istri ketiga dipanggil, wanita dengan berpenampilan modis dan trendi. Permintaan yang sama dia ajukan. "Apa? Menemanimu sampai mati?" sahutnya. "Tidak mau. Lebih baik aku menikah lagi."

Istri kedua dipanggil, wanita berpenampilan biasa. Kepadanyalah sang suami sering meminta pendapat tentang berbagai hal. "Istriku, tak lama lagi aku akan mati, aku ingin sekali kamu ikut denganku," pinta si suami.

"Aku tidak bisa sekalipun aku mau," jawab si istri. "Aku hanya bisa menemanimu sampai lubang kubur."

Terakhir, Istri pertama, wanita sederhana. Permintaan yang sama diajukan padanya, "Suamiku," jawab sang istri. "Tidak usah khawatir. Tanpa kamu minta, aku akan menyertaimu selamanya, bahkan sampai pada kematianmu."

Pada dasarnya, kita memiliki empat "istri". Yang pertama, tubuh jasmani kita. Betapa pun baiknya kita menjaga dan merawatnya, tubuh jasmani akan meninggalkan kita, hilang tanpa bekas. Yang kedua adalah kekayaan dan jabatan. Ketika meninggal, kita tidak akan membawanya serta, dan justru akan beralih keorang lain. Ketiga adalah teman-teman, kerabat dekat, dan keluarga kita; seberapa pun besarnya kasih sayang mereka kepada kita, mereka hanya bisa mengantar kita sampai ke lubang kubur, tidak lebih. Yang keempat adalah iman dan karya kita selama hidup didunia, yang akan menyertai kita sampai mati.

Maka, benarlah kata pepatah, gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, sedang manusia mati meninggalkan karya; Karya untuk Tuhan dan sesama. Dengan menjadi garam dan terang dunia; kita dapat membuat dunia ini lebih baik.


Renungkan

Berapa umur kita saat ini?
25 tahun, 35 tahun, 45 tahun atau bahkan 60 tahun...
Berapa lama kita telah melalui kehidupan kita?
Berapa lama lagi sisa waktu kita untuk menjalani kehidupan?
Tidak ada seorang pun yang tahu kapan kita mengakhiri hidup ini.

Matahari terbit dan kokok ayam menandakan pagi telah tiba.
Waktu untuk kita bersiap melakukan aktivitas, sebagai karyawan, sebagai
pelajar, sebagai seorang profesional, dll.
Kita memulai hari yang baru.
Macetnya jalan membuat kita semakin tegang menjalani hidup.
Terlambat sampai di kantor, itu hal biasa.
Pekerjaan menumpuk, tugas dari boss yang membuat kepala pusing, sikap anak
buah yang tidak memuaskan, dan banyak problematika pekerjaan harus kita
hadapi di kantor.

Tak terasa, siang menjemput...
"Waktunya istirahat..makan- makan.."
Perut lapar, membuat manusia sulit berpikir.
Otak serasa buntu.
Pekerjaan menjadi semakin berat untuk diselesaikan.
Matahari sudah berada tepat di atas kepala.
Panas betul hari ini...

Akhirnya jam istirahat selesai, waktunya kembali bekerja...
Perut kenyang, bisa jadi kita bukannya semangat bekerja malah ngantuk.
Aduh tapi pekerjaan kok masih banyak yang belum selesai.
(Belum lagi kalau terkadang harus menghadapi 'manusia-manusia sulit' yang menghambat pekerjaan kita )

Mulai lagi kita kerja, kerja dan terus bekerja sampai akhirnya terlihat di sebelah barat...
Matahari telah tersenyum seraya mengucapkan selamat berpisah.

Gelap mulai menjemput.
Lelah sekali hari ini.
Sekarang jalanan macet.
Kapan saya sampai di rumah.
Badan pegal sekali, dan badan rasanya lengket.
Nikmat nya air hangat saat mandi nanti.
Segar segar...
Ada yang memacu kendaraan dengan cepat supaya sampai di rumah segera, dan ada yang berlarian mengejar bis kota bergegas ingin sampai di rumah.
Dinamis sekali kehidupan ini.

Waktunya makan malam tiba.
Ibu kita telah menyiapkan makanan kesukaan kita.
"Ohh..ada sop ayam".
"Wah soto daging buatan ibu memang enak sekali", anak memuji masakan Ibunya.
Itu juga kan yang sering kita lakukan.
...Selesai makan, bersantai sambil nonton TV.
Tak terasa heningnya malam telah tiba.
Lelah menjalankan aktivitas hari ini, membuat kita tidur dengan lelap.
Terlelap sampai akhirnya pagi kembali menjemput dan mulailah hari yang baru lagi.
Kehidupan..ya seperti itu lah kehidupan di mata sebagian besar orang.
Bangun, mandi, bekerja, makan, dan tidur adalah kehidupan.

Jika pandangan kita tentang arti kehidupan sebatas itu, mungkin kita tidak ada bedanya dengan hewan yang puas dengan bisa bernapas, makan, minum, melakukan kegiatan rutin, tidur.
Siang atau malam adalah sama.
Hanya rutinitas... sampai akhirnya maut menjemput.
Memang itu adalah kehidupan tetapi bukan kehidupan dalam arti yang luas.
Sebagai manusia jelas kita memiliki perbedaan dalam menjalankan kehidupan.
Kehidupan bukanlah sekedar rutinitas.
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita mencurahkan potensi diri kita untuk orang lain.
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita berbagi suka dan duka dengan orang yang kita sayangi.
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita bisa mengenal orang lain.
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita melayani setiap umat manusia.
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita mencintai pasangan kita, orang tua kita, saudara, serta mengasihi sesama kita.
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita belajar dan terus belajar tentang arti kehidupan.
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita selalu mengucap syukur kepada Yang Maha Kuasa ..
Kehidupan adalah ... dll.

Begitu banyak Kehidupan yang bisa kita jalani.
Berapa tahun kita telah melalui kehidupan kita ?
Berapa tahun kita telah menjalani kehidupan rutinitas kita ?
Akankah sisa waktu kita sebelum ajal menjemput hanya kita korbankan untuk sebuah rutinitas belaka ?
Kita tidak tahu kapan ajal akan menjemput, mungkin 5 tahun lagi, mungkin 1 tahun lagi, mungkin sebulan lagi, mungkin besok, atau mungkin 1 menit lagi.

Hanya Tuhanlah yang tahu...
Pandanglah di sekeliling kita...ada segelintir orang yang membutuhkan kita.
Mereka menanti kehadiran kita.
Mereka menanti dukungan kita.
Orang tua, saudara, pasangan, anak, sahabat dan sesama......
Serta Tuhan yang setia menanti ucapan syukur dari bibir kita.

Bersyukurlah padaNYA setiap saat bahwa kita masih dipercayakan untuk menjalani kehidupan ini.
Buatlah hidup ini menjadi suatu ibadah.
Selamat menjalani hidup yang lebih berkualitas.

Kegelapan sebelum Fajar

Kesulitan itu sesuatu hal yang wajar. Dalam pekerjaan iman seperti ini, tidak ada jalan yang mudah untuk mencapai tujuan yang mulia. Sementara itu kita juga tidak akan membayar dengan harga yang murah untuk mendapatkan sesuatu yang tidak bernilai. Kesulitan adalah sesuatu yang berjalan berdampingan dengan kebenaran. Kesulitan melekat pada kebenaran seperti getah di buah nangka. Seperti layaknya bau durian yang tidak dapat ditutupi.

Mereka yang mencintai kebenaran harus bertahan keras seperti layaknya orang - orang dengan tekad baja, namun di saat yang sama juga menjadi orang yang berhati mulia dan bening seperti kaca. Hati seperti kaca adalah cerminan dari hati yang bersih dari keinginan-keinginan dan tujuan-tujuan pribadi. Dan hati seperti kaca juga sangat sensitif serta mudah hancur ketika melihat ketidakadilan di tengah dunia. Hati yang hancur ini bukanlah cerminan dari hati yang lemah dan tekad baja tidak mudah tergoncangkan.

Untuk menikmati indahnya fajar, tidak ada jalan lain kecuali melalui gelapnya malam. Pdt. Damanik menambahkan, "Di tengah dunia ini, saya seringkali menjumpai kebenaran jarang sekali menang, malah banyak kali kebenaran harus tumbang di tengan jalan. Namun demikin saya meyakini suatu hari nanti kebenaran akan dibukakan. Tuhan adalah kebenaran yang abadi. Ia Maha Pengampun dan memberkati kita dengan anugerah dan kebenaran yang memberikan kita kuasa serta kemampuan untuk menghadapi berbagai tantangan dan penderitaan".

The Holy Alphabet

A lthough things are not perfect
B ecause of trial or pain
C ontinue in thanksgiving
D o not begin to blame
E ven when the times are hard
F ierce winds are bound to blow
G od is forever able
H old on to what you know
I magine life without His love
J oy would cease to be
K eep thanking Him for all the things
L ove imparts to thee
M ove out of "Camp Complaining"
N o weapon that is known
O n earth can yield the power
P raise can do alone
Q uit looking at the future
R edeem the time at hand
S tart every day with worship
T o "thank" is a command
U ntil we see Him coming
V ictorious in the sky
W e'll run the race with gratitude
X alting God most high
Y es, there'll be good times and yes some will be bad, but...
Z ion waits in glory...where none are ever sad!



Koq githu....???

Kenapa harus ada malam?
Untuk menunjukan indahnya sinar bulan dan bintang..

Kenapa hujan harus turun?
Untuk membasahi tempat-tempat yang tandus...

Kenapa juga matahari bersinar terik disiang hari?
Untuk mengeringkan sisa air hujan tadi, cucian nyokap, dsb.. ^^

Truz, kenapa semua manusia pernah jatuh dalam dosa (termasuk kita lho..)?
Untuk menyatakan bahwa Allah itu penuh KASIH dan PENGAMPUNAN.. ?
Juga untuk mempersiapkan kita untuk jadi saksi hidup, setelah kita di "reparasi” dan menyatakan bahwa semua orang GAK TERKECUALI bisa mendapatkan KASIH ANUGRAH Allah..

Yux, kita mau bersyukur atas apapun yang TELAH, SEDANG maupun AKAN terjadi dalam hidup kita, coz, semua udah terencana dengan indah jika kita mau punya roh yang takut akan Tuhan..
Truz, ayo, kita mau semangat untuk bersaksi sama siapapun orang yang kita kenal, siapapun yang kita tau, bahkan siapapun yang akan kita temui..!!! ^0’

Jangan pernah merasa ‘gue gak layak..’
Coz Tuhan TIDAK melihat kesalahan-kesalahan dimasa lalu, tapi Tuhan rindu akan HATI YANG HANCUR..

Jangan pernah merasa ‘gue gak bisa…’
Coz, selalu Tuhan berikan kepada kita HIKMAT saat kita bersaksi…
‘Bersaksi’pun bisa kita tunjukan lewat perbuatan-perbuatan kita yang telah BERUBAH..
Jangan pernah merasa ‘gue takut, ah...’
Coz, percaya deh, ROH YANG ADA DIDALAM KITA LEBIH BESAR DARIPADA ROH YANG ADA DIDUNIA INI..

Wow…!!!! Sekeren itu lho jadi anak Allah.. ‘0’

It’z not because “If you ‘COULD’, you ‘WOULD’..”
But it’z cause “If you ‘WOULD’, you ‘COULD’..”


Sungguh, hatinya melekat kepadaKu, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal namaKu.
Bila ia berseru kepadaKu, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakkan,
Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.
Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia, dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari padaKu."
mazmur 91 : 14 - 16

Be different, be radicalle..
Alwayz be blezzed..!!!
^0’
Antusiaz......!!!!!!!!

Kebiasaan

Aku adalah teman tetapmu

Aku adalah penolongmu yang terbesar atau bebanmu yang terberat.

Aku akan mendorongmu maju atau menyeretmu menuju kegagalan.

Aku sepenuhnya tunduk kepada perintahmu.

Sebagian hal yang kulakukan mungkin sebaiknya kamu serahkan saja kepadaku,
maka aku akan dapat melakukannya dengan cepat dan tepat.

Aku mudah diatur - kamu tinggal tegas terhadapku.

Tunjukkan kepadaku bagaimana persisnya kamu ingin sesuatu itu dilaksanakan
dan setelah beberapa kali belajar aku akan melakukannya dengan otomatis.

Aku adalah hamba dari semua insan besar, dan sayangnya, juga hamba dari semua pecundang.

Mereka yang besar, telah kujadikan besar.

Mereka yang gagal, telah kujadikan pecundang.

Aku bukan mesin, walaupun aku bekerja dengan ketepatan seperti mesin ditambah intelejensi manusia.

Kamu bisa menjalankan aku demi keuntungan atau demi kehancuran - tak ada bedanya bagiku.

Ambillah aku, latihlah aku, tegaslah terhadapku, maka aku akan meletakkan dunia di kakimu. Kendorlah terhadapku maka aku akan menghancurkanmu.

Siapakah aku?

Aku adalah Kebiasaan.


JADILAH PELITA

Pada suatu malam, seorang buta berpamitan pulang dari rumah sahabatnya. Sang sahabat membekalinya dengan sebuah lentera pelita. Orang buta itu terbahak berkata: "Buat apa saya bawa pelita? Kan sama saja buat saya! Saya bisa pulang kok." Dengan lembut sahabatnya menjawab, "Ini agar orang lain bisa melihat kamu, biar mereka tidak menabrakmu."

Akhirnya orang buta itu setuju untuk membawa pelita tersebut. Tak berapa lama, dalam perjalanan, seorang pejalan menabrak si buta. Dalam kagetnya, ia mengomel, "Hei, kamu kan punya mata! Beri jalan buat orang buta dong!" Tanpa berbalas sapa, mereka pun saling berlalu.
Lebih lanjut, seorang pejalan lainnya menabrak si buta. Kali ini si buta bertambah marah, "Apa kamu buta? Tidak bisa lihat ya? Aku bawa pelita ini supaya kamu bisa lihat!" Pejalan itu menukas, "Kamu yang buta! Apa kamu tidak lihat, pelitamu sudah padam!"

Si buta tertegun.... Menyadari situasi itu, penabraknya meminta maaf, "Oh, maaf, sayalah yang 'buta', saya tidak melihat bahwa Anda adalah orang buta." Si buta tersipu menjawab, "Tidak apa-apa, maafkan saya juga atas kata-kata kasar saya."

Dengan tulus, si penabrak membantu menyalakan kembali pelita yang dibawa si buta. Mereka pun melanjutkan perjalanan masing-masing.

Dalam perjalanan selanjutnya, ada lagi pejalan yang menabrak orang buta kita. Kali ini, si buta lebih berhati-hati, dia bertanya dengan santun, "Maaf, apakah pelita saya padam?" Penabraknya menjawab, "Lho, saya justru mau menanyakan hal yang sama."

Senyap sejenak... secara berbarengan mereka bertanya, "Apakah Anda orang buta?" Secara serempak pun mereka menjawab, "Iya...," sembari meledak dalam tawa.

Mereka pun berupaya saling membantu menemukan kembali pelita mereka yang berjatuhan sehabis bertabrakan.

Pada waktu itu juga, seseorang lewat. Dalam keremangan malam, nyaris saja ia menubruk kedua orang yang sedang mencari-cari pelita tersebut. Ia pun berlalu, tanpa mengetahui bahwa mereka adalah orang buta. Timbul pikiran dalam benak orang ini,
"Rasanya saya perlu membawa pelita juga, jadi saya bisa melihat jalan dengan lebih baik, orang lain juga bisa ikut melihat jalan mereka."

Pelita melambangkan terang kebijaksanaan. Membawa pelita berarti menjalankan kebijaksanaan dalam hidup. Pelita, sama halnya dengan kebijaksanaan, melindungi kita dan pihak lain dari berbagai aral rintangan (tabrakan!).

Si buta pertama mewakili mereka yang terselubungi kegelapan batin, keangkuhan, kebebalan, ego, dan kemarahan. Selalu menunjuk ke arah orang lain, tidak sadar bahwa lebih banyak jarinya yang menunjuk ke arah dirinya sendiri. Dalam perjalanan "pulang", ia belajar menjadi bijak melalui peristiwa demi peristiwa yang dialaminya. Ia menjadi lebih rendah hati karena menyadari kebutaannya dan dengan adanya belas kasih dari pihak lain. Ia juga belajar menjadi pemaaf. Penabrak pertama mewakili orang-orang pada umumnya, yang kurang kesadaran, yang kurang peduli. Kadang, mereka memilih untuk "membuta" walaupun mereka bisa melihat.

Penabrak kedua mewakili mereka yang seolah bertentangan dengan kita, yang sebetulnya menunjukkan kekeliruan kita, sengaja atau tidak sengaja. Mereka bisa menjadi guru-guru terbaik kita. Tak seorang pun yang mau jadi buta, sudah selayaknya kita saling memaklumi dan saling membantu. Orang buta kedua mewakili mereka yang sama-sama gelap batin dengan kita. Betapa sulitnya menyalakan pelita kalau kita bahkan tidak bisa melihat pelitanya. Orang buta sulit menuntun orang buta lainnya.
Itulah pentingnya untuk terus belajar agar kita menjadi makin melek, semakin bijaksana.

Orang terakhir yang lewat mewakili mereka yang cukup sadar akan pentingnya memiliki pelita kebijaksanaan. Sudahkah kita sulut pelita dalam diri kita masing-masing? Jika sudah, apakah nyalanya masih terang, atau bahkan nyaris padam?

JADILAH PELITA, bagi diri kita sendiri dan sekitar kita.

Sebuah pepatah berusia 25 abad mengatakan:
Sejuta pelita dapat dinyalakan dari sebuah pelita, dan nyala pelita pertama tidak akan meredup. Pelita kebijaksanaan pun, tak kan pernah habis terbagi.

Keledai

Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Hewan itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam semetara si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya.

Akhirnya, Ia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun (ditutup - karena berbahaya);jadi tidak berguna untuk menolong si keledai. Dan ia mengajak tetangga-tetangganya untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.

Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian.Tetapi kemudian, semua orang takjub, karena si keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang karena apa yang dilihatnya.

Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu.

Sementara tetangga-2 si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, si keledai terus juga mengunca! ngkan badannya dan melangkah naik. Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan melarikan diri !

Kehidupan terus saja menuangkan tanah dan kotoran kepadamu, segala macam tanah dan kotoran. Cara untuk keluar dari 'sumur' (kesedihan, masalah,dsb) adalah dengan menguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri kita (pikiran, dan hati kita) dan melangkah naik dari 'sumur' dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan.

Setiap masalah-masalah kita merupakan satu batu pijakan untuk melangkah. Kita dapat keluar dari 'sumur' yang terdalam dengan terus berjuang,jangan pernah menyerah !

Ingatlah aturan sederhana tentang Kebahagiaan :
1. Bebaskan dirimu dari kebencian
2. Bebaskanlah pikiranmu dari kecemasan
3. Hiduplah sederhana
4. Berilah lebih banyak
5. Tersenyumlah
6. Miliki teman yang bisa membuat engkau tersenyum

Kisah Sebuah Jam

Alkisah, seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam yang sedang dibuatnya. "Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31,104,000 kali selama setahun?" "Ha?," kata jam terperanjat, "Mana sanggup saya?"

"Bagaimana kalau 86,400 kali dalam sehari?" "Delapan puluh enam ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?" jawab jam penuh keraguan.

"Bagaimana kalau 3,600 kali dalam satu jam?" "Dalam satu jam harus berdetak 3,600 kali? Banyak sekali itu" tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya.

Tukang jam itu dengan penuh kesabaran kemudian bicara kepada si jam. "Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?" "Naaaa, kalau begitu, aku sanggup!" kata jam dengan penuh antusias.

Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik. Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti. Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31,104,000 kali.

Renungan :
Ada kalanya kita ragu-ragu dengan segala tugas pekerjaan yang begitu terasa berat. Namun sebenarnya kalau kita sudah menjalankannya, kita ternyata mampu. Bahkan yang semula kita anggap impossible untuk dilakukan sekalipun.

Jangan berkata "tidak" sebelum Anda pernah mencobanya.

No comments: